Yang Baru

Jogjaku Menangis Lagi

Monday, December 6, 2010

Belum sembuh benar luka Gempa jogja,,kini datang lagi bencana...26 Oktober 2010 pukul 17.20 WIB,,jogja digemparkan oleh munculnya awan panas dari gunung Merapi, gunung nan mistis namun indah....Awan panas yang oleh warga Jogja dan sekitarnya disebut wedus gembel karena wujudnya menyerupai kambing. Awan panas tersebut meluncur dengan ketinggian sekitar 1,5km ke lereng Gunung Merapi. 

Dusun Kinahrejo, dusun paling atas di lereng Merapi, kini rata dengan tanah karena sapuan wedus gembel Merapi..Tidak hanya kerugian materi, tetapi juga menimbulkan korban jiwa, lebih dari 25 jiwa meninggal..Salah satunya adalah Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi...Warga jogja merasa kehilangan, sosok tua yang selalu apa adanya..

Mbah Maridjan lahir tahun 1927 di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia mempunyai seorang istri bernama Ponirah (73), 10 orang anak (lima di antaranya telah meninggal), 11 cucu, dan 6 orang cicit.
Di antara anak-anak Mbah Maridjan, juga ada yang siap mewarisi tugas sebagai juru kunci Gunung Merapi dan kini telah menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Pada tahun 1970 Mbah Maridjan diangkat menjadi abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta dan oleh Sultan Hamengku Buwono IX diberi nama baru, yaitu Mas Penewu Suraksohargo1. Pada saat itu, sebagai abdi dalem, Mbah Maridjan diberi jabatan sebagai wakil juru kunci dengan pangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi ayahnya yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi.
Pada saat menjadi wakil juru kunci, Mbah Maridjan sudah sering mewakili ayahnya untuk memimpin upacara ritual labuhan di puncak Gunung Merapi. Setelah ayahnya wafat, pada tanggal 3 Maret 1982, Mbah Maridjan diangkat menjadi juru kunci Gunung Merapi.
Sebagai seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan jabatan juru kunci, Mbah Maridjan juga menunjukkan nilai-nilai kesetiaan tinggi. Meskipun Gunung Merapi memuntahkan lava pijar dan awan panas yang membahayakan manusia, dia bersikukuh tidak mau mengungsi.
Sikapnya yang terkesan mbalelo itu semata-mata sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap tugas yang diamanatkan oleh Ngarsa Dalem, hingga akhir hidupnya dia tidak hanya bertahan untuk setia menunaikan tugas yang diembankan kepadanya .. namun juga sujud syukurnya pada Yang Maha Kuasa pada detik-detik maut menjemputnya. 
Banyak tanggapan miring tentang Mbah Maridjan, banyak yang menganggap Beliau juga menyebabkan banyak korban meninggal..Itulah pendapat orang-orang yang tidak tau bagaiamana kenyataan tentang Beliau. Hanya Beliau dan Allah SWT lah yang tau kenyataan itu.
Yang saya tau, Beliau pasti sudah mengingatkan warga jogja tentang Merapi..Beliau slalu mengingatkan warga untuk lebih percaya kepada ALLAH SWT, Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu. Beliau juga selalu berpesan kepada warga lereng merapi untuk mengikuti anjuran dari pemerintah untuk segera mengungsi, namun warga lereng merapi juga mempunyai 'kearifan lokal' yang percaya terhadap tanda-tanda alam jika Gunung Merapi akan meletus sehingga Mbah Maridjan maupun pihak-pihak yang mengingatkan warga untuk segera mengungsi kewalahan.
Sosok Mbah Maridjan, sosok sederhana namun mempunyai dedikasi tinggi dalam mengemban amanah.Mempunyai semangat pengabdian yang sangat tinggi..Sosok seorang yang penuh tanggung jawab,,rela berkorban untuk kepentingan orang banyak...Beliau mampu membangun Masjid yang megah dideket rumahnya, membangun fasilitas umum dari hasil Beliau bilang "Roso,,,roso"..

Semoga Para Pejabat di negeri ini banyak yang belajar dari sosok sederhana Mbah Maridjan...
Selamat Jalan Mbah Maridjan,,,
Darimu kami lebih mengerti arti tanggung jawab,,darimu kami belajar tentang arti pengabdian dan amanah...

0 comments:

Post a Comment

Kritik and saran, laporan dead link disini ya kawan